PALANGKA RAYA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng menegaskan, harga salah satu kebutuhan pokok masyarakat yakni gula pasir, saat ini sudah kembali normal. Hal itu dipastikan, pasca harga gula pasir di pasaran Palangka Raya beberapa waktu lalu, sempat melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kami telah berkoordinasi dengan Bulog selaku penyangga, untuk mengatasi persoalan harga tersebut. Dari hasil koordinasi, Bulog menyatakan kesanggupannya menyuplai lebih banyak lagi gula pasir ke pasar-pasar tradisional di Palangka Raya,” tutur Kepala Disdagperin Kalteng Aster Bonawaty kepada wartawan, Senin (2/12/2019).
Menurutnya, stok yang ada sekarang di Bulog Divre Kalteng diinformasikan cukup untuk tujuh bulan ke depan. Sedangkan naiknya harga beberapa waktu lalu, disebabkan suplai gula pasir ke pedagang di pasar tradisional didatangkan dari distributor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Karena gula ini dari distributor, itu yang sangat memengaruhi harga jual di pasaran. Persoalan lain, pedagang juga disinyalir tidak mengetahui atau kekurangan informasi jika Bulog juga menyediakan stok gula pasir,” terangnya.
Sebabnya, kata Aster, Didagperin Kalteng akan turut ambil bagian menyosialisasikan kepada para pedagang terkait suplai gula pasir, dapat diambil di Bulog tanpa harus mengambil dari distributor di provinsi tetangga. Dengan demikian, harga gula pasir tetap sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
Seperti diketahui, harga gula pasir di Palangka Raya sempat menjadi perhatian Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, saat memantau ketesediaan kebutuhan pokok di Pasar Besar dan Pasar Kahayan beberapa waktu lalu.
Dari hasil pantauan ketika itu, didapati harga gula pasir eceran di dua pasar tersebut mencapai Rp13.000 per kilogram, atau lebih besar dari HET, yang seharusnya Rp12.500 per kilogram. (red)
Komentar