PALANGKA RAYA – Borneo Nature Foundation (BNF) bekerja sama dengan Center for International Cooperationon Sustainable Managementof Tropical Peatlands (CIMTROP) menyelenggarakan kegiatan pelatihan pemadaman kebakaran gambut dan penggunaan drone pada tanggal 2 hingga 3 September 2020.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengantisipasi bencana kebakaran hutan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah melalui peningkatan kapasitas masyarakat dari organisasi dan lembaga yang selama ini berkomitmen dalam penanggulangan kebakaran hutan.
Kegiatan selama dua hari yang dilaksanakan di kampus Universitas Palangka Raya (UPR) tersebut menggunakan metode kelas dan praktik di lapangan.

Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lahan Gambut (LLG) CIMTROP Darmae Nasir mengatakan, pelatihan kepada masyarakat ini merupakan bagian dari penguatan peran dan kapasitas masyarakat tapak dalam upaya pencegahan dan pemadaman api dini.
“Artinya, sebelum luasan lahan yang terbakar menjadi lebih luas, harus segera ada upaya pemadaman. Dan, hal itu sulit tanpa melibatkan masyarakat tapak. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini kami mengajak masyarakat belajar bersama bagaimana menanggulangi dan mencegah kebakaran hutan gambut secara baik,” ujar Darmae, Rabu (2/9/2020).
Kegiatan pelatihan diikuti sekitar 30 peserta yang berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan perwakilan lembaga di wilayah Kalimantan Tengah, khususnya Palangka Raya, seperti Polsek Pahandut, Masyarakat Peduli Api (MPA), Mapala UPR, Manggala Agni, Satgas Karhutla UPR, Tim Patroli CIMTROP, Tim Serbu Api (TSA) di wilayah Palangka Raya, Mapala Sylva, MapalaFigure, Resimen Mahasiswa UPR, Tim Bantuan Medis FK UPR.
Darmae menambahkan, selain teknik dan strategi pengendalian kebakaran dan keselamatan kerja, pelatihan juga diisi dengan materi pengenalan alat pemadaman, pembuatan sumur bor, aspek hukum karhutla, dan penggunaan drone. Materi pelatihan tersebut dipresentasikan oleh Tim dari CIMTROP, BNF, dan Polsek Pahandut.
Sementara itu, Koordinator GIS Divisi Konservasi BNF, Restu Aminullah, mengatakan selain pemadaman, hal yang sangat penting dalam mengatasi bencana kebakaran hutan gambut adalah upaya pencegahan. Oleh karena itu, pelatihan kali ini juga diisi dengan materi yang terkait dengan pencegahan, seperti penggunaan drone.
“Drone adalah perangkat yang sangat efektif, real time, murah, dan fleksibel untuk pemataan, pemotretan udara, dan pemantauan titik api. Jika masyarakat tapak dapat memanfaatkannya dengan baik, maka mereka bisa memantau hutan terbakar di dekat mereka, termasuk pencegahan dan membuat sistem peringatan dini,” ungkap Restu. (red)