Serba-Serbi Imlek yang Jarang Orang Tahu!

PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Chinese New Year atau Imlek adalah perayaan tahun baru masyarakat Tionghoa yang didasarkan pada kalender lunar. Berbeda dengan tahun baru Gregorian yang jatuh setiap 1 Januari, tanggal perayaan Imlek berubah setiap tahunnya karena mengikuti siklus bulan. Biasanya, Imlek berlangsung pada akhir Januari atau Februari dan dirayakan selama 15 hari hingga puncaknya dalam Festival Lampion.

Mengapa Tanggal Chinese New Year Berbeda?

Tahun baru yang biasa kita rayakan menggunakan kalender Gregorian yang berbasis pada pergerakan matahari. Sebaliknya, Chinese New Year menggunakan kalender lunar yang dihitung berdasarkan siklus bulan. Oleh karena itu, tanggalnya tidak tetap setiap tahun, melainkan bergeser dalam rentang akhir Januari hingga pertengahan Februari.

Fakta Unik tentang Chinese New Year

Imlek bukan hanya sekadar pergantian tahun, tetapi juga kaya akan tradisi dan simbolisme yang dipercaya membawa keberuntungan. Beberapa fakta menarik tentang perayaan ini meliputi:

  • Shio Tahunan: Setiap tahun dalam kalender lunar dikaitkan dengan salah satu dari 12 shio, seperti tikus, naga, atau kuda. Tahun 2025, misalnya, adalah Tahun Ular yang dipercaya membawa energi kuat dan keberanian.
  • Amplop Merah (Angpao): Salah satu tradisi paling terkenal adalah pemberian angpao, yaitu amplop merah berisi uang yang diberikan kepada anak-anak dan orang yang lebih muda sebagai simbol keberuntungan dan doa baik.
  • Larangan Bersih-Bersih: Pada hari pertama Imlek, masyarakat Tionghoa menghindari menyapu atau membuang sampah, karena diyakini dapat “menyapu” rezeki dan keberuntungan.
  • Makna Jeruk dalam Imlek: Buah jeruk sering hadir dalam perayaan Imlek karena melambangkan kemakmuran dan keberuntungan. Warna oranye keemasan dari jeruk dipercaya membawa energi positif.
Baca Juga :  Jago Merah Luluh Luntakkan Dua Rumah Warga Desa Saka Tamiang Kapuas

Mitos di Balik Chinese New Year

Dalam tradisi Tionghoa, Imlek juga berkaitan dengan mitos kuno tentang monster bernama Nian. Dikisahkan bahwa Nian muncul di malam tahun baru untuk meneror desa-desa. Untuk mengusirnya, masyarakat menggunakan petasan, menggantung lampion merah, dan mengenakan pakaian merah. Hingga kini, kebiasaan ini tetap dilakukan sebagai bagian dari tradisi perayaan, dengan makna untuk mengusir kesialan dan membawa keberuntungan.

Baca Juga :  Selama 12 Hari, Polres Gumas Amankan Tiga Tersangka Illegal Mining

Perayaan Chinese New Year di Berbagai Negara

Chinese New Year tidak hanya dirayakan di Tiongkok, tetapi juga di berbagai negara dengan komunitas Tionghoa yang besar. Kota-kota seperti Beijing, Hong Kong, dan Jakarta mengadakan perayaan meriah dengan festival kembang api, pertunjukan barongsai, serta acara kumpul keluarga. Selain menjadi momen sukacita, perayaan ini juga menjadi waktu untuk berdoa dan berharap keberuntungan sepanjang tahun.

Baca Juga :  FT UPR Persiapkan Pemilihan Dekan Baru

Dengan berbagai tradisi dan mitos yang menyertainya, Chinese New Year menjadi salah satu perayaan budaya terbesar di dunia. Selamat Tahun Baru Imlek! Gong Xi Fa Cai!

Referensi:

  1. Harun, S. (2020). Perayaan Imlek di Indonesia: Sejarah, Makna, dan Tradisi. Jakarta: Gramedia.
  2. Lin, Y. (2019). The Lunar New Year and Its Cultural Significance. Beijing: China Culture Press.
  3. Website Resmi Museum Tionghoa Indonesia. (2023). Sejarah dan Tradisi Imlek. https://museumtionghoa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA