TANGERANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi), meminta agar Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) harus bisa mengorkestrasi pengembangan proyek-proyek riset sangat strategis, yang meningkatkan kesejahteraan rakyat, memecahkan permasalahan bangsa, dan memanfaatkan peluang global bagi kemajuan negara Indonesia.
Hal tersebut, disampaikan disampaikan orang nomor satu di Indonesia ini, sewaktu membuka secara resmi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemenristek/BRIN 2020, di Graha Widia Bhakti, Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020).
Dalam kegiatan tersebut, Kepala Negara juga meminta agar BRIN mampu mendeteksi dan mengidentifikasi topik-topik riset yang strategis dan inovatif. Khususnya, yang sesuai dengan kebutuhan bangsa, serta BRIN juga harus menjadi badan intelijen inovasi bangsa.
“Birokrat-birokrat BRIN jangan hanya duduk di kantor, di belakang meja. Tapi harus turun dan keliling, identifikasi riset-riset inovatif dan strategis, identifikasi masalah-masalah yang ada dari hulu sampai hilir, serta selesaikan kesulitan-kesulitan yang ada lewat riset dan inovasi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Presiden menginstruksikan agar BRIN harus segera mengonsolidasikan agenda riset strategis nasional di berbagai bidang. Harapannya, riset-riset tersebut akan memberikan nilai tambah bagi negara dan bagi perekonomian masyarakat.
Kemudian, Presiden meminta BRIN untuk melakukan konsolidasi anggaran. Menurutnya, anggaran riset Indonesia tersebar di berbagai lembaga riset dan penelitian, yang jika digabungkan nilainya mencapai Rp27,1 triliun.
“Ini angka yang besar sekali. Duit sebesar ini gede. Meskipun masih jauh dari yang kita inginkan. Tapi ini dulu diselesaikan dan dikonsolidasikan, sehingga menghasilkan hilirisasi riset yang baik,” imbuhnya.
Bahkan, dia tidak ingin jika riset-riset yang dilakukan hanya menghasilkan laporan yang akan ditaruh di lemari. Melainkan dana riset sebesar Rp27,1 triliun jika dikonsolidasikan dengan baik dan menghasilkan suatu penemuan, bukan tidak mungkin akan melompat dua hingga empat kali lipat.
“Angka ini memang belum banyak dibandingkan negara-negara maju. Namun jika kita manfaatkannya secara optimal, fokus pada tema-tema strategis dan solutif, saya yakin hasil riset kita akan berdampak pada kemajuan bangsa. Urusan angka ini buat saya tidak sulit, tapi saya pasti bertanya, hasilnya apa?” ungkapnya.
Selanjutya, Presiden juga meminta BRIN untuk mengonsolidasikan aktor dan jejaring yang harus terlibat dalam proyek inovasi strategis nasional. Selain mengonsolidasikan 329 unit riset milik kementerian dan lembaga, dia ingin agar BRIN mengajak semua pihak untuk bekerja sama, termasuk meningkatkan peran swasta dalam riset-riset unggulan.
“Kita bisa berikan insentif pada swasta, yaitu lewat super deduction tax. Apalagi yang saya lihat, terakhir kemarin di Korea Selatan, tren di negara-negara maju perisetnya hampir sebagian besar bekerja di perusahaan swasta. Ini yang saya lihat,” tutupnya. (red)