SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, kini mulai menerapkan penggunaan Buku Muatan Lokal (Mulok) di sekolah-sekolah, khususnya SD dan SMP.
Langkah awal penerapan penggunaan Buku Mulok tersebut, dilakukan dengan pengenalan isi buku tersebut kepada 50 orang guru SD dan SMP yang mengajar mata pelajaran Mulok di Kabupaten Kotim di Sampit, baru-baru ini.
Kepala Disdik Kotim, H Suparmadi SE MM menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memastikan agar Guru Mulok dapat mengimplementasikan bahan ajar yang termuat dalam Buku Mulok itu.
“Pentingnya penguatan kepada guru yang mengajar Muatan Lokal, agar mereka dapat memahami dan menguasai isi materi di dalamnya,” kata Suparmadi.
Saat ini, ungkapnya, Kotim sudah menyusun Buku Mulok sejak tahun 2017. Pada tahun 2018 buku itu sudah dicetak dan didistribusikan kepada guru SD dan SMP. Harapannya, para guru tersebut dapat mempelajari terlebih dahulu, untuk kemudian mentransformasikan materi-materi dalam Buku Mulok tersebut kepada anak didiknya masing-masing.
“Untuk itu, guru-guru Mulok perlu mendapat penguatan, agar lebih mengerti isi dari Buku Mulok tersebut. Sehingga ketika mengajar, akan semakin mudah pula,” jelas Suparmadi.
Dikatakan, apilkasi Buku Mulok untuk SD dan SMP di Kotim ini, dinilai sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Kalteng Nomor 22 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Buku Mulok Kotim ini terdiri dari untuk beberapa kelas. Untuk tingkat SD hanya pada kelas IV, V dan VI. Sedangkan untuk tingkat SMP diajarkan pada semua kelas (VII, VIII dan IX). Buku dengan bagian kulit sebagian besar bergambar kegiatan Bupati Kotim Supian Hadi tersebut, disusun dan ditulis oleh Helen Lusiana MSi, Dr Renhart Jemi dan Dr Elmalia Tara.
Buku tersebut berisi berbagai macam pengenalan kearifan lokal masyarakat Dayak di Kalteng. Di antaranya Bahasa dan Sastra Daerah, Kesenian Daerah, Keterampilan dan Kerajinan Daerah, Adat Istiadat, Hukum Adat, Sejarah Lokal, Teknologi lokal, dan Lingkungan Alam.
Kemudian, berisi tentang obat-obatan tradisional, masakan tradisional, busana tradisional, olahraga tradisional dan nilai-nilai budaya lokal dalam prespektif global.(red)
Komentar