PEGATAN – Haili (35) yang merupakan warga kelahiran Pegatan Hulu, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng), sempat membuat heboh warga setempat. Karena dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Kamis petang (malam Jumat, 30 Januari 2020) lalu.
Haili yang sudah mendapat penanganan pihak medis dari Puskesmas Pegatan 1 karena sempat tidak makan selama tiga hari itu, kini kondisinya mulai membaik.

Ia juga sudah bisa diajak berkomunikasi saat ditemui ketika masih berada di Puskesmas Pegatan 1, Minggu (2/2/2020).
Pada kesempatan itu, Haili menceritakan pengalamannya selama “hilang” tiga hari.
Saat itu, Haili hanya ingin pulang dari tempatnya bekerja di wilayah yang disebut Kelaru, Desa Telaga. Perjalanannya melewati Desa Kereng Pakahi hingga sampai di Desa Mendawai. Setelah itu, Haili kembali berkeinginan melakukan perjalanan ke Pegatan. Iapun berangkat mengendarai sepeda motor menempuh perjalanan melewati hutan di kawasan setempat.
Tiba-tiba turun hujan lebat hingga membuat Haili kebingungan seperti tidak tahu arah jalan mana yang harus laluinya.
Pada Kamis senja atau menjelang malam Jumat itu, Haili merasa seperti ada kekuatan lain yang mengendalikan sepeda motornya. Meski ada perlawanan dari Haili, namun seperti tidak ada artinya. Sepeda motornya terus jalan dan mengarah ke suatu tempat yang lokasinya tidak ia kenal. Padahal, Haili sudah biasa berkendara sendiri melalui jalan menuju ke Pegatan itu, namun baru kali ini ia memasuki suatu tempat yang asing baginya.
Karena merasa tempat yang ia tuju tidak sampai-sampai, Haili memutuskan untuk berhenti. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki. Motornya ia ditinggalkan entah di mana.
“Saya tidak tahu di mana motor itu saya tinggalkan. Saat itu saya sangat bingung, dan tidak ada orang lain tempat bertanya. Lalu saya terus berjalan kaki menuju ke suatu tempat yang keadaan terang benderang,” ungkapnya.
Haili sempat merasa lapar dan kehausan. Ia melihat ada pohon rambutan dan pohon cempedak. Lalu ia mengambil satu buah cempedak, tapi tidak bisa dimakan. Iapun akhirnya mengambil beberapa biji buah rambutan untuk sekedar mengisi perutnya.
“Selama tiga hari itu, saya hanya makan beberapa buah rambutan dari pohon yang ada di dalam hutan itu,” ungkap Haili.
Karena merasa perjalanannya sudah terlalu jauh dengan jalan kaki, dan selama itu juga tidak ada bertemu orang, akhirnya Haili memutuskan untuk naik ke atas pohon.
“Ketika di atas pohon itulah saya mulai mendengar suara adzan subuh. Lalu saya mengikuti adzan subuh itu. Saat itulah saya mulai melihat ada sinar matahari terbit dan saya terus berdoa,” cerita suami dari Salpiah ini.
Tidak lama berselang, Haili mendengar ada suara mesin kelotok kecil (ces). Iapun berteriak memanggil dan meminta tolong dari atas pohon.
“Alhamdulillah, pengemudi kelotok itu mendengar, dan kebetulan juga kenal dengan saya. Rasanya sangat lega, karena bisa bertemu orang dan saya diantarkan ke kampung,” jelas Haili yang sudah memiliki tiga orang anak ini.
Ketika di Pegatan, Haili langsung disambut oleh keluarganya dan sejumlah warga setempat. Saat itulah Haili baru sadar kalau dirinya sudah “hilang” selama tiga hari.(red)