oleh

Indonesia Berperan Penting dalam Pembentukan Energi Terbarukan

-Nasional, Top News-1,045 views

ABU DHABI – Ketika menyampaikan pidato kunci pada forum Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW), di Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC), Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan jika Indonesia turut berperan penting dalam membentuk energi masa depan yang terbarukan.

Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia turut berkontribusi membentuk energi masa depan, khususnya di bidang penyimpanan energi. Nikel merupakan salah satu komposisi penting pada sebuah baterai lithium ion, di mana baterai tersebut digunakan pada ponsel pintar.

Baca Juga :  Membaca dan Literasi Berperan dalam Pembangunan Kalteng Berkah

“Jadi dalam sepuluh tahun mendatang, setiap kali anda melihat ponsel pintar, anda akan teringat bahwa anda membawa bagian kecil dari Indonesia di kantung dan tas anda setiap hari. Itu akan mengingatkan anda pada bagian kecil dari mineral Indonesia,” sebut Presiden, Senin (13/1/2020).

Selain pada ponsel, baterai lithium ion juga diperlukan sebagai salah satu komponen kelistrikan pada sistem transportasi, misalnya mobil listrik. Karenanya, Indonesia siap menyuplai kebutuhan dunia akan industri baterai lithium ion yang tumbuh dengan cepat.

Baca Juga :  177 Alumni SPN Tjilik Riwut Resmi Jadi Bintara Polri

“Kami mengundang anda semua untuk bermitra dengan kami, membangun industri di dalam negeri dalam memproduksi komponen baterai sebagai perpanjangan hilir alami dari produksi nikel kami,” ucapnya.

Bahkan di sisi lain, lanjut Jokowi, Indonesia juga berperan penting dalam pembentukan energi masa depan terkait bahan bakar bio terbarukan B-20 dan B-30. Mengingat Indonesia, merupakan negara pemroduksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

“Tahun lalu, kita mengimplementasikan program B-20 di seluruh produk bahan bakar diesel. Dalam bahan bakar ini, minimal mengandung 20 persen minyak kelapa sawit bio-diesel. Dan kebijakan ini menghemat anggaran impor bahan bakar sebesar US$ 3,4 miliar, dan mengurangi 8,9 miliar ton emisi karbondioksida,” ungkap Presiden.

Baca Juga :  Pemerintah dan DPR Hapus Tenaga Kontrak

Oleh sebab itu, pihaknya telah meluncurkan program B-30 di 2020, yang akan lebih menghemat lagi anggaran impor bahan bakar dan lebih menurunkan lagi emisi gas rumah kaca. Pemerintah Indonesia, akan terus merestrukturisasi sistem energinya, sehingga memenuhi tantangan kelestarian lingkungan. (red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA