oleh

Dosen Dituntut Harus Lebih Dulu Berjiwa Wirausaha

PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Semestinya, dosen harus lebih dulu menunjukkan kemampuannya berjiwa wirausaha, sehingga menjadi contoh atau panutan bagi mahasiswa. Jangan hanya mahasiswa yang dituntut berjiwa wirausaha, tetapi dosennya hanya main perintah, tanpa suatu bukti konkret kewirausahaannya.

Hal itu disampaikan Dr Joni selaku Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Habaring Hurung Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, menanggapi penyataan salah seorang bakal calon Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Periode 2022-2026 atas nama Dr Berkat SP MSi bahwa UPR Harus Mampu Ciptakan Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, yang dimuat dalam media online inikalteng.com, Senin (24/7/2022).

Baca Juga :  Keberhasilan Pemkab Kapuas Pertahankan WTP Diapresiasi DPRD

“Mahasiswa adalah calon ilmuwan bukan calon wirausaha. Kecuali dari sisi keilmuwan mahasiswa dapat dihasilkan peluang untuk berwirausaha. Contohnya, seperti hasil riset mendapatkan label kekayaan intelektual yang dapat menjadi modal dalam berwirausaha,” terang Joni, yang juga dikenal sebagai pakar hukum lingkungan dan Hukum Kehutanan.

Yang menjadi pertanyaan, ungkap Joni, mampukah UPR menciptakan ilmuwan yang handal yang mampu berinovasi dan berdayaguna dari hasil-hasil riset keilmuannya? Kalau mampu, baru langkah kedua yakni berwirausaha seperti marketing pemasaran hasil, riset dan lainnya.

Baca Juga :  Tiga Bulan Menjabat, Meldy Putera Berhasil Lakukan Perubahan Lapas Sampit

“Jangan sampai kita terjebak ke dalam retorika politik menjelang pemilihan rektor UPR, tetapi harus kita lihat dan amati mana di antara calon rektor yang punya bukti konkret atas keilmuannya yang berguna bagi masyarakat Kalteng khususnya dan masyarakat di luar Kalteng umumnya,” ujar Joni.

Dia mencontohkan seorang Dosen Fakultas Kehutanan pada Universitas Mulawarman (Unmul) yang memberikan contoh kepada mahasiswanya dalam memanfaatkan sumber-sumber hasil hutan hingga terciptalah Immune Booster bagi manusia. Immune Booster ini sebagai modal dalam berwirausaha. Ketimbang memikirkan swalayan atau supermarket mini yang sudah menjamur di Kalteng. Kecuali membuat minimarket terpadu, yang di dalamnya ada tempat bermain, tempat santai, ada cafe, rumah makan agrowisata, dan lain-lain.

Baca Juga :  Ribuan Ikan Mati Misterius di Sungai Pemantang

“Sekedar contoh, Dosen Unmul mampu memanfaatkan hasil hutan. Nah, bagaimana dengan dosen-dosen kita di Kalteng yang sudah punya modal hutan?,” kata Joni. (red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA