SAMPIT – Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur, M Rudini Darwan Ali, meminta agar Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) mengevaluasi penyebab tingginya angka stunting di Kotim. Dinkes Kotim harus memberikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat tentang stunting. Hal ini agar kasus stunting bisa ditekan dan bahkan dicegah.
“Saya minta Dinas Kesehatan segera mengevaluasi penyebab tingginya stunting di Kotim. Jika sudah mengetahui, maka akan sangat mudah ditangani supaya ke depannya bisa dicegah,” ujar Rudini di Sampit, Kamis (5/12/2019).
Lebih Lanjut Rudini mengatakan Dinkes Kotim harus segera mendata di mana saja daerah-daerah ataupun kecamatan dan desa yang tinggi angka stuntingnya. Kemudian melakukan penanganan dan pencegahan sejak dini.
“Kita (Kotim) sudah memiliki dua rumah sakit dan semua kecamatan memiliki puskesmas. Di desa-desa juga sudah ada pustu. Untuk itu, gerakkan tenaga kesehatan yang ada di setiap kecamatan dan desa untuk melakukan sosialisasi dan penanganan,” kata Rudini.
Menurutnya, hal ini harus ditanggapi secara serius oleh Dinkes Kotim. Jangan sampai menjadi dampak buruk buat daerah dan para generasi muda mendatang bila dibiarkan begitu saja. Dinkes harus jemput bola, dengan menggerakkan petugas kesehatan supaya turun langsung ke lapangan guna mengatasi stunting di Kotim ini,” kata Rudini
Dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting di Kotim mencapai 35 persen. Sehingga jika dihitung dari perbandingan 10 orang, maka ada tiga orang yang mengalami stunting. Sedangkan standar WHO sendiri paling tidak 20 persen.
“Hal tersebut membuat Kotim menjadi prioritas penanganan stunting dari 160 kabupaten di Indonesia. Ini juga yang harus ditanggulangi oleh Pemkab Kotim, karena alokasi anggarannya sudah ada di Dinkes Kotim,” kata Rudini.(red)
Komentar