PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Juru bicara Kementerian Perdagangan China pada Minggu (13/4), sebagaimana dikutip dari AFP, menyatakan bahwa pihaknya mendesak Amerika Serikat untuk mengambil langkah tegas dalam memperbaiki kebijakan perdagangannya. China meminta AS sepenuhnya membatalkan kebijakan tarif timbal balik yang dianggap keliru dan kembali ke jalur hubungan dagang yang dilandasi saling menghormati.
Sebelumnya, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) mengumumkan bahwa beberapa produk seperti ponsel pintar, laptop, chip memori, dan barang teknologi lainnya akan dibebaskan dari tarif impor yang diberlakukan selama masa pemerintahan Donald Trump.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan China menilai kebijakan baru dari Washington ini hanyalah sebuah langkah kecil. Pihaknya pun masih mengevaluasi dampak dari keputusan tersebut terhadap hubungan dagang kedua negara.
Keputusan pembebasan tarif ini muncul bersamaan dengan diberlakukannya tarif balasan dari China terhadap produk-produk asal AS, yang mencapai 125 persen dan mulai efektif pada Sabtu sebelumnya.
Langkah pengecualian ini diprediksi akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat seperti Nvidia, Dell, dan Apple, yang memproduksi iPhone serta berbagai produk premium lainnya di China.
Namun demikian, sebagian besar produk asal China tetap dikenakan tarif tinggi, yakni sebesar 145 persen, karena negara tersebut tidak termasuk dalam skema penangguhan tarif selama 90 hari yang diberikan AS.
Dalam pemberitahuan resmi kepada para pengirim barang, CBP AS telah merilis daftar kode tarif yang termasuk dalam kebijakan pengecualian bea masuk tersebut. Ketentuan ini berlaku surut mulai pukul 12:01 EDT (0401 GMT) pada 5 April.
Terdapat 20 kategori produk dalam daftar tersebut, termasuk kode tarif 8471 yang mencakup berbagai produk seperti komputer, laptop, drive disk, alat pemrosesan data otomatis, perangkat semikonduktor, chip memori, peralatan terkait, serta layar panel datar.
Meskipun tidak disertai penjelasan rinci terkait langkah yang diambil pemerintahan Trump, kebijakan pengecualian tarif ini menjadi angin segar bagi raksasa teknologi AS seperti Apple, Dell Technologies, dan sejumlah importir lainnya.