SAMPIT – Diduga karena sudah oam tidak terawat dan sering tergenang air, sebuah kuburan di Pemakaman Umum Noor Agung, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terbongkar hingga tampak peti dan kain kafannya.
Keadaan ini mendapat perhatian serius Anggota DPRD Kotim. Sehingga dua orang anggota DPRD Kotim yang merupakan perwakilan Dapil Ketapang yakni Khozaini dan SP Lumban Gaol, turun ke lokasi untuk mengecek langsung kondisi pemakaman dimaksud, Senin (26/10/2020).
Ketika berada di lokasi, diketahui bahwa jenazah dari kuburan yang terbongkar itu sudah dipindahkan oleh Pemerintah Kelurahan setempat ke lokasi pemakaman yang tidak terendam banjir.
Menurut Lumban Gaol, pihaknya sangat prihatin melihat kondisi pemakaman tersebut. Pasalnya, pemakaman itu terlihat kurang terawat, dan tidak adanya drainasenya.
“Setelah kita melihat situasi dan kondisinya seperti ini, kita sudah merekomendasikan kepada warga agar kuburan ini terus dirawat. Tempat kuburan ini sudah over kapasitas, tinggal dirawat saja kuburan yang ada. Untuk pengurus fardhu kifayah yang ada di sini, agar ke depannya jika ada yang ingin dimakamkan, langsung dialihkan ke lokasi pemakaman lain,” kata Lumban Gaol, Senin 26/10/2020
Lokasi pemakaman yang dimaksudkan adalah yang berada di Km 6 Jalan Jenderal Sudirman. Lokasi itu disediakan oleh pemerintah daerah sebagai wilayah pemakaman seluas 1.000 x 1.500 meter atau 150 hektar. Di kawasan itu dibagi untuk pemakaman umat muslim seluas 400 x 1.500 meter atau 60 hektar.
“Jadi kita harapkan warga di sekitar sini nanti menggunakan pemakaman yang sudah disiapkan itu. Terlebih lagi hingga saat ini yang belum sama sekali menggunakan lahan pemakaman tersebut yaitu dari umat Islam,” ungkap Anggota Komisi I DPRD Kotim ini.
Lumban Gaol menegaskan, ke depannya pihaknya siap memfasilitasi lokasi Pemakaman Umum Noor Agung ini, agar lebih terawat. Seperti membangunkan pagar dan membuat drainase, serta menimbun tempat-tempat yang tergenang air.
“Kami akan siapkan anggarannya, namun masyarakat setempat harus menyiapkan terlebih dahulu legalitasnya. Pasalnya, dari keterangan warga dan lurah setempat, pemakaman ini belum ada legalitasnya. Sehingga selama ini penyaluran bantuan dana daerah terhambat,” tuturnya.
Ditambahkan, jika legalitas tersebut sudah diurus, maka di pembahasan anggaran selanjutnya bersama pemerintah daerah, pihaknya akan menganggarkan perawatan pemakanan tersebut agar ditata ulang.
Sementara itu, Lurah Sawahan, Legendaria Okta mengatakan, hari ini mulai sekitar pukul 11.00 WIB, pihaknya bersama warga setempat telah bergotong-royong memindahkan kuburan yang terbongkar ke tempat yang tidak tergenang air.
“Tadi sudah kami pindahkan, namun sampai saat ini kita belum mengetahui keluarga dari jenazah yang ada di kuburan ini. Hati nurani kami tergerak melihat pemakaman itu terbongkar, bahkan peti jenazah dan kain kafannya juga terlihat. Ini membuat kita yang hidup, merasa bertanggung jawab merawatnya,” sebut Legendaria Okta.
Pemindahan kuburan tersebut, lanjutnya, belum diketahui oleh pihak keluarga almarhum. Sebab, tidak ada keluarganya yang berkunjung atau menghubungi pihak kelurahan. Namun dengan berbagai pertimbangan, pihaknya bersama tokoh masyarakat setempat akhir sepakat kuburan tersebut dipindahkan ke lokasi yang tidak tergenang banjir. “Kita berpikir positif saja, karena tidak tega melihat pemakamannya seperti itu,” tutur Lurah Sawahan.(red)
Komentar